Contoh Paragraf Narasi, Paragraf Deskripsi, dan Paragraf Eksposisi

1.      Paragraf Narasi

Contoh :

         Liburan sekolah beberapa tahun yang lalu, saya dan ibu pergi ke Denpasar. Denpasar merupakan ibu kota Provinsi Bali. Di Denpasar, banyak sekali terdapat tempat wisatayang indah dan menarik. Perjalanan kurang lebih 2 jam dengan mengendarai mobil. Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Pantai Pandawa. Waktu tempuh menuju Pantai Pandawa kurang lebih satu jam dari Denpasar jika menggunakan mobil. Daerah ini terkenal dengan adanya patung pandawa dan pemandangan pantai yang indah. Harga tiket masuk ke Pantai Pandawa tergolong murah.

2.      Paragraf Deskripsi

Contoh :

            Siang itu saya sedang duduk santai di sofa empuk di dalam apotik milik pamanku yang baru saja dibuka. Sekarang aku memandang puas pamanku pada usahanya selama ini. Dia bisa mendirikan apotik di kota kelahirannya. Apotik ini cukup luas, beberapa rak besar tempat obat-obatan berjejer rapi dengan kemasan-kemasan obat warna-warni yang dikelompokkan menurut farmakologinya dan disusun alfabetis. Pandangan saya tertuju pada rak buku di pojok ruangan yang berisi buku-buku tebal. Ku ambil satu buku yang disampulnya tertulis Informasi Spesialis Obat atau yang biasa disebut kalangan farmasi dengan buku ISO. Setelah ku pandangi aku tersenyum dan mengembalikannya ke tempat semula. Aku memandang lagi secara keseluruhan apotik ini, sebuah televisi 14 inci dan sebuah computer di meja kasir. Hembusan angin dari AC cukup membuat udara terasa sejuk di tempat yang panas ini.

3.      Paragraf Eksposisi

Contoh :

            Ejaan bahasa Indonesia denagn huruf latin sudah beberapa kali mengalami perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan bahasa dan masyarakat pemakainya. Mula-mula ejaan Van Ophuisen, yaitu ejaan resmi untuk bahasa Melayu dengan huruf latin, yang disusun oleh Prof. Ch. Van Ophuisen atas perintah Pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu. Selanjutnya pada tahun 1947 berlaku ejaan baru utuk bahasa Indonesia . Ejaan itu dikenal dengan nama ejaan Suwandi karena yang menandatangani peresmian penggunaan ejaan itu seorang menteri bernama  Mr. Suwandi. Ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sekarang adalah Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang berlaku sejak tahun 1972.