PENDAPATAN NASIONAL
1.
Tolok
Ukur Keberhasilan Perekonomian
Untuk mendapatkan gambaran
tentang struktur dan fungsi perekonomian secara menyeluruh, analisis
makroekonomi dalam keberhasilan suatu perekonomian akan cenderung memandang
konsumen atau rumah tangga sebagai unit dan perusahaan sebagai sektor bisnis,
pelaku di sektor publik, baik di tingkat lokal maupun pusat. Besaran-besaran
yang di perhatikan pun meliputi output nasional, pengeluaran konsumsi dan
investasi agregat, tabungan nasional, tingkat harga umum dan inflasi,
pengangguran dan kesempatan kerja, nilai tukar mata uang, neraca pembayaran,
anggaran pemerintah, tingkat bunga, permintaan uang, uang beredar, dan lain
sebagainya. Kesempatan kerja, stabilitas harga, dan pertumbuhan ekonomi sering
direncanakan sebagai tujuan pembangunan nasional untuk mencegah terjadinya
inflasi dan berusaha mendorong pertumbuhan perekonomian. Keberhasilan
perekonomian dari suatu bangsa pun dapat dilihat dari hasil perhitungan
pendapatan nasional dan produk nasionalnya. Pendapatan nasional merupakan
ukuran penting kinerja ekonomi baik jangka pendek maupun panjang. Produk
nasional seperti banyaknya penelitian dan inovasi baru yang ditemukan dan
dikembangkan. Inovasi – inovasi ini memungkinkan untuk munculnya industri – industri
baru yang dapat mempengaruhi percepatan pertumbuhan ekonomi, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Negara yang mempunyai kekuatan ekonomi adalah
negara yang mempunyai keunggulan, terutama keunggulan di bidang teknologi.
Karena, dengan memiliki keunggulan teknologi, sebuah negara akan menghasilkan
sebuah inovasi-inovasi baru, mulai dari produk, proses, desain dan juga
kemampuan untuk mengaplikasikan serta memasarkan inovasi tersebut. Neraca
perdagangan ekspor – impor dari negara tersebut akan menjadi salah satu
cerminan kekuatan perekonomiannya. Kekuatan ekonomi suatu negara tidak hanya
tergantung pada besar kecil sumberdaya alam yang dimiliki, tetapi juga
ditentukan oleh kemampuan mengelola sumberdaya alam secara berkelanjutan dengan
penguasaan teknologi. Pada umumnya, penguasaan teknologi akan menghasilkan
inovasi yang dapat diindustrikan. Dampak dari sosialisasi inovasi sebenarnya
akan meningkatkan pendapatan suatu negara dengan menekan dana ke luar negeri,
dalam arti pembayaran royalti atas pelisensian teknologi yang diindustrikan.
Aset – aset kekayaan intelektual itu seperti hak paten untuk penemu / inventor,
hak untuk menggandakan bagi penulis, composer atau sumberdaya mineral ( minyak,
gas, bahan logan dan tambang lainnya ). Untuk itulah diperlukan adanya upaya
untuk mendukung percepatan pembangunan melalui pengembangan inovasi – inovasi baru
di berbagai bidang.
2.
Perhitungan
Pendapatan Nasional dan Produk Nasional
Perhitungan pendapatan nasional
menunjuk kepada seperangkat aturan dan teknik untuk mengukur aliran seluruh
output barang dan jasa yang dihasilkan dan aliran seluruh input (faktor-faktor
produksi) yang digunakan oleh suatu perekonomian untuk menghasilkan output
barang dan jasa itu sendiri. Dapat disimpulkan bahwa perhitungan pendapatan nasional
merupakan suatu kerangka perhitungan yang digunakan untuk mengukur aktivitas ekonomi
yang terjadi dan berlangsung dalam suatu perekonomian. Perhitungan pendapatan dan
produk nasional mulai dikembangkan sekitar tahun 1930, tepatnya tahun 1932 saat
Departemen Perdagangan Amerika Serikat mencoba mengumpulkan data, dan
diterbitkan tahun 1934 berupa hasil perhitungannya. Simon Kuznets dari
Universitas Harvard yang pada waktu itu menjabat sebagai Direktur Biro
Penelitian Ekonomi Nasional USA merupakan perintis dan orang yang berjasa dalam
upaya perhitungan pendapatan nasional Amerika serikat. Kuznets pun dianugrahi penghargaan
nobel pada tahun 1971 untuk bidang ekonomi. Perhitungan pendapatan dan produk
nasional yang dikembangkan sekitar tahun 1930 ini dimaksudkan sebagai alat
bantu dalam melakukan kuantifikasi terhadap berbagai peristiwa ekonomi riil
yang terjadi dalam masyarakat. Dalam perkembangannya lebih lanjut, perhitungan
pendapatan nasional ini bahkan telah menjadi bagian yang amat penting di dalam makroekonomi,
kususnya dalam upaya untuk mengemban suatu analisis tentang perekonomian. Data
hasil perhitungan pendapatan nasional sangat penting bagi banyak pihak, baik
bagi para ekonom, pemerintah, maupun bagi dunia usaha atau sektor bisnis. Pengukuran
atau perhitungan output nasioanl sangat diperlukan dalam teori maupun kebijakan
makroekonomi. Pengukuran ini mempersiapakan kita menghadapi berbagai masalah
sentral yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, siklus bisnis, hubungan
antara kegiatan ekonomi dan pengangguran, serta ukuran dan faktor-faktor
penentu tingkat inflasi. Sebelum konsep GNP ditemukan, kondisi suatu
perekonomian sulit dipastikan. Arus perputaran output atau pengeluaran atau
biasa disebut dengan arus perputaran kegiatan ekonomi adalah suatu diagram yang
menggambarkan keterkaitan antara berbagai pelaku ekonomi seperti sektor rumah
tangga yaitu salah satu unit pengambil keputusan yang menyediakan dalam arti
menjual atau menyewakan faktor-faktor produksi kepada perusahaan, sektor
perusahaan yaitu organisasi yang terdiri dari produsen yang menghasilkan atau
menawarkan barang dan jasa melalui pasar prosuk, sektor pemerintah yaitu
organisasi yang memiliki 2 fungsi utama yaitu menyediakan barang dan jasa
kepada rumah tangga dan perusahaan dan melakukan redistribusi pendapatan dan
kekayaan, sektor yang terakhir adalah luar negeri yang direpresentasikan oleh
kegiatan ekspor dan impor. Selain itu ada berbagai pasar yang ada di dalam
perekonomian seperti faktor produksi yaitu pasar yang dimana faktor produksi
diperdagangkan, pasar barang atau produk yaitu pasar dimana barang dan jasa
diperdagangkan, dan pasar keuangan atau kredit yaitu pasar dimana penawaran
kredit atau dana oleh rumah tangga dan permintaan kredit atau dana oleh perusahaan
terjadi atau berlangsung.
3.
Pendekatan
Perhitungan Pendapatan Nasional
a. Pendekatan
Produksi (Product Approach).
Perhitungan
pendapatan nasional dengan pendekatan produksi adalah dengan menjumlahkan nilai
tambah (value added) semua barang dan jasa yang diproduksi tiap proses produksi
di suatu negara dalam satu tahun
Y = Σ Pi Qi
Dimana :
Y = PendapatanNasional
Pi = Harga Jual Produk (Output)
Qi = Faktor Produksi (Input)
b. Pendekatan
Pengeluaran (Expenditure Approach)
Dari
sisi pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan pengeluaran
atau expenditure dari masing – masing sektor perekonomian, yaitu :
1.
Pengeluaran konsumsi (C), meliputi semua pengeluaran rumah
tangga keluarga dan perseorangan serta lembaga swasta bukan perusahaan untuk
membeli barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan.
2.
Pengeluaran investasi (I), meliputi semua pengeluaran
domestik (dalam negeri) yang dilakukan oleh swasta untuk mendirikan bangunan,
mesin – mesin, perlengkapan, dan jumlah persediaan perusahaan.
3.
Pengeluaran pembelian pemerintah (G), meliputi pembayaran pensiun, bea
siswa, subsidi dalam berbagai bentuk dan transfer pemerintah.
4.
Ekspor netto (X – M), meliputi keseluruhan jumlah
barang dan jasa yang diekspor dan diimpor. Jika ekspor lebih besar dari impor
maka ekspor netto bertanda positif (+), juga sebaliknya.
Y
= C + I + G + (X-M)
c. Pendekatan
Pendapatan (Income Approach) Dalam
pendekatan ini, pendapatan nasional diperoleh dari penjumlahan pendapatan yang
diterima oleh faktor produksi yang disumbangkan kepada rumah tangga
produsen selama satu tahun, yang terdiri dari :
- Sewa tanah/alami (rent
income) = r
- Upah (wage and salary
income) = w
- Bunga (interest income) =
i
- Laba usaha (profit income) =
p
Y = r + w + i + p
4.
Konsep
Perhitungan Pendapatan Nasional
Dalam perhitungan pendapatan
nasional suatu negara dikenal lima konsep pendapatan nasional yang perlu di
bedakan secara tegas.
a.
Produk Domestik Bruto
Produk domestik bruto (Gross
Domestic Product, GDP) adalah jumlah produk berupa barang dan
jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu negara (domestik) selama
satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan atau orang asing yang beroperasi di wilayah
negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal
yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari
GDP dianggap bersifat bruto atau kotor.
b.
Produk Domestik Netto
Produk neto (net output) berarti
nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses produksi. Dengan demikian, cara
kedua untuk menghitung pendapatan nasional ini adalah cara menghitung dengan menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh
perusahaan-perusahaan. Penggunaan
cara ini dalam menghitung pendaatan nasional mempunyai dua tujuan penting :
1. Untuk mengetahui besarnya
sumbangan berbagai sektorekonomi di dalam mewujudkan pendapatan nasional
2. Sebagai salah satu cara
menghindari perhitungan dua kali yaitu dengan hanya menghitung nilai produksi
neto yang diwujudkan pada berbagai tahap proses produksi
c.
Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional (National
Income, NI) adalah pendapatan agregat yang diperoleh oleh
faktor – faktor produksi. Pendapatan nasional mengukur pendapatan agregat yang diterima
oleh faktor – faktor produksi sebelum pajak (direct taxes) dan
pembayaran transfer (transfer payments). Pendapatan nasional dapat
diperoleh, produk domestik netto dikurangi pajak tidak langsung dan
kewajiban bukan pajak, pembayaran transfer oleh perusahaan, ditambah subsidi pemerintah dan dikurangi lagi
dengan surplus yang diperoleh
perusahaan (BUMN).
d. Pendapatan
Perorangan
Pendapatan perorangan (Personal
Income, PI) adalah
pendapatan agregat yang secara aktual diterima oleh seseorang atau rumah tangga
(house hold). Menghitung pendapatan perorangan dengan pendapatan nasional dikurangi laba perusahaan
(corporate profit takes), kontribusi asuransi sosial (social insurance contributions), dan bunga netto (undistributed
corporate profits), kemudian
ditambah pembayaran transfer (transfer payment) dan laba pemegang saham (dividends).
e.
Pendapatan Disposibel
Pendapatan disposibel (Disposable
Income, DI) adalah
jumlah pendapatan yang secara aktual tersedia bagi rumah tangga yang siap untuk
dibelanjakan atau digunakan. Pendapatan disposible diperoleh dengan cara pendapatan nasional dikurangi pajak perorangan (personal taxes) dan kewajiban – kewajiban bukan pajak (nontaxes
liabilities). Termasuk pajak perorangan adalah pajak pendapata, estate
and gift, dan pajak – pajak kekeyaan perorangan. Sedangkan kewajiban bukan
pajak antara lain, passport fess, fines and pinalties, dan donations.
5.
Penggunaan
Produk Domestik Bruto
Produk domestik bruto (PDB) dapat
diartikan sebagai nilai barang – barang dan jasa – jasa yang diproduksikan di
dalam negara tersebut dalam satu tahun tertentu. Di dalam sesuatu perekonomian
di negara-negara maju maupun di negara – negara berkembang, barang dan jasa
diproduksikan bukan saja oleh perusahaan milik penduduk negara tersebut tetapi
oleh penduduk negara lain. Penggunaan produk domestik bruto ( PDB ) untuk
mengukur pertumbuhan ekonomi dilakukan oleh semua negara di dunia (termasuk
Indonesia ). PDB Indonesia, merupakan nilai tambah yang dihitung bedasarkan
seluruh aktivitas ekonomi tanpa membedakan pemiliknya ( dilakukan oleh warga
negara Indonesia dan warga negara asing ), sejauh proses produksinya dilakukan
di Indonesia, nilai tambah yang diperoleh merupakan PDB Indonesia, sehingga
pertumbuhan tersebut sebenarnya semu, karena tambah adalah milik warga negara asing
yaitu nilai tambah dari aktivitas ekonomi yang menggunakan faktor produksi (
modal PI = NI – (CPT + SIC + UPC) + (Div + TR) dan tenaga kerja ) milik
asing, seperti lembaga keuangan/perbankan, jasa komunikasi, eksplorasi tambang,
dan aktivitas ekonomi lainnya. Pengeluaran-pengeluaran dalam penggunaan produk
domestik bruto yaitu :
a. Konsumsi
rumah tangga
Nilai
perbelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya
dalam satu tahun tertentu dinamakan pengeluaran konsumsi rumah tangga. Pendapatan
yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk membeli makanan, membeli
pakaian, membiayai jasa pengangkutan membayar pendidikan anak, membayar sewa
rumah dan membeli kendaraaan. Barang – barang tersebut dibeli rumah tangga untuk
memenuhi kebutuhannya dan perbelanjaan tersebut dinamakan konsumsi. Kegiatan rumah
tangga untuk membali rumah diolonkan sebagai investasi.
b. Pengeluaran pemerintah
Pembelian pemerintah
dibedakan menjadi dua yaitu konsumsi pemerintah dan investasi pemerintah.
Konsumsi pemerintah adalah pembelian atas barang dan jasa yang akan dikonsumsikan,
seperti membayar gaji guru sekolah, membali alat – alat tulis dan kertas untuk
digunakan serta membeli bensin untuk kendaraan pemerintah. Sedangkan investasi
pemerintah adalah pengeluaran untuk membangun prasarana seperti jalan, sekolah,
rumah sakit dan irigasi.
c. Pembentukan
modal tetap sektor swasta
Pembentukan
modal tetap sektor swasta atau yang lebih dinyatakan sebagai investasi, pada hakikatnya
berarti pengeluaran untuk membeli barang modal yang dapat menaikan produksi
barang dan jasa di masa yang akan datang. Membangun gedung perkantoran,
mendirikan bangunan industri, membeli alat – alat memproduksi adalah beberapa
bentuk pengeluaran yang tergolong sebagai investasi.
d. Ekspor neto
Ekspor
neto adalah nilai ekspor yang dilakukan sesuatu negara dalam satu tahun
tertentu dikurangi dengan nilai impor dalam periode yang sama. Ekpor suatu
negara, seluruh atau sebagian dari nilainya, merupakan barang dan jasa yang
dihasilkan di dalam negeri.
6.
Pendapatan
Nasional Bruto Nominal dan Riil
Pendapatan Nasional Bruto (GNP-
Gross National Product) adalah pendapatan yang dihitung berdasarkan atas semua
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk selama setahun dan diukur menurut
harga pasar1. Produk itu pada hakikatnya sama dengan output karena barang dan
jasa itu mengalir dari bisnis ke masyarakat. Oleh sebab itu istilah GNP ( Gross
National Product) atau GNO ( Gross National Output). GNP itu memuat hanya nilai
barang akhir saja dan tidak boleh mengandung nilai barang antara1. Dari
perhitungan pendapatan nasional itu kita dapat mengenal istilah-istilah
mengenai GNP menurut harga berlakunya2 :
a. Pendapatan
nasional bruto nominal (GNP at market price)
Pendapatan nasional bruto nominal
(GNP at market price) adalah produk domestic bruto yang dihitung berdasarkan
harga pasar yang berlaku pada tahun yang bersangkutan. Artinya GNP nominal
mengukur suatu output pada suatu periode yang terdapat didalamnya dan dinilai
menurut harga pasar yang berlaku pada tahun itu juga.
Pendapatan nasional nominal ini
belum disesuaikan dengan perubahan yang terjadi pada tingkat harga atau
inflasi, oleh karena itu GNP nominal sering disebut sebagai produk domestik
yang belum tersesuaikan (unadjusted GDP). Market GNP adalah istilah untuk GNP
at market price atau GNP at current price1. Selain itu kita mengenal GNP
menurut harga yang berlaku, ini disebut juga nominal GNP atau money GNP2.
b. .
Pendapatan nasional bruto riil (real GNP)
Pendapatan nasional bruto riil
ini adalah sebutan lain dari GNP at price atau constant GNP atau deflated GNP,
yakni GNP menurut harga konstan. Pendapatan nasional bruto riil adalah
pendapatan yang diukur dan dihitung berdasarkan harga konstan dengan tingkat
harga yang berlaku pada tahun dasar. Dengan kata lain bahwa pendapatan nasional
bruto riil ini telah disesuaikan dengan perubahan yang terjadi dalam tingkat harga
atau tingkat inflasi dan oleh karena itu sering disebut produk domestic yang tersesuaikan
(adjusted GDP). Cara kita menghitung GNP nominal dan GNP riil :
GNP nominal = GNP riil * GNP
Deflator
GNP riil = *100
GNP deflator = *100
(rumus sumber : makroekonomi:
teori, masalah dan kebijakan, manua nanga) Selain GNP deflator dikenal pula
dengan IHK (indeks harga konsumen). IHK dan indeks harga produsen ini sering
digunakan dalam perhitungan inflasi. IHK adalah indeks harga yang mengukur
biaya pembelian sekelompok tetap barang dan jasa yang mempresentasikan
pembelian konsumen kota2. Sedangkan yang dimaksud dengan indeks harga produsen
adalah indeks harga yang pada dasarnya mengukur pada biaya sekelompok barang.
Bedanya IHK terletak pada cangkupannya, dimana dalam IHP juga dimasukkan bahan
baku dan barang setengah jadi. Selain itu perbedaan IHP juga dilihat dari
desain untuk mengukur harga pada tahapan awal dari system distribusi. Sementara
IHK mengukur pada harga dimana rumahtangga kota melakukan pengeluaran yaitu
ditingkat eceran.
Manfaat dan Keterbatasan
Perhitungan PDB Sampai batas-batas tertentu,angka PDB per kapita dapat
mencerminkan tingkat produktivitas suatu Negara. Nilai PDB suatu peride tertentu
sebenarnya merupakan hasil perkalian antara harga yang di produksi dengan jumlah
barang yang di hasilkan. Untuk memperoleh perbandingan produktivitas
antarnegara, ada beberapa hal yang perlu di pertimbangkan yaitu :
1.jumlah dan komposisi penduduk
2.jumlah dan struktur kesempatan
kerja
3.faktor-faktor ekonomi
Penghitungan PDB dan
kegiatan-kegiatan ekonomi tak tercatat statistikPDB belum mencerminkan seluruh
aktivitas perekonomian Negara. Manfaat dan keterbatasan perhitungan PDB yang
mencakup pembahasan ini adalah :
a. perhitungan PDB dan analisis
kemakmuran, perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat
kemakmuran sutu Negara dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk.
b. perhitungan PDB dan masalah
kesejahteraan social, perhitungan PDB maupun PDB per kapita juga dapat di
gunakan untuk menganalisis tingkat kesejahteraan social suatu masyrakat.
c. PDB per kapita dan masalah
produktivitas
7.
Produk
Nasional
Pendapatan Nasional itu dibagi
menjadi 5 bagian, salah satu bagiannya adalah Produk Nasional. Produk Nasional
terpecah kembali menjadi 2 bagian, yaitu:
a.
Produk Nasional Bruto (GNP=Gross National Product)
Adalah hasil total barang dan
jasa dalam kurun waktu satu tahun, produk ini dihasilkan oleh masyarakat.
Dinilai dengan harga pasar, maksutnya diukur dengan ukuran uang. Produk
Nasional Bruto merupakan ukuran pertama daripada hasil perekonomian. Perlu
diperhatikan bahwa Produk Domestik Bruto itu tidak memperhatikan produksi milik
Produk Nasional Bruto, dan angka dari penjumlahan atau pengurangan PDB
merupakan PNB. Jika pendapatan factor produksi luar negeri yang ada dalam
perekonomian (PNB) disimbolkan PFLN sedang, factor produksi dalam negeri
disimbolkan PFDN, maka menghitungnya:
PNB = PDB - PFLN + PFDN
Selisih PFLN dan PFDN namanya
pendapatan factor produksi neto, jadi bisa juga dilakukan penghitungan
PNB = PDB + PFPN
Kalau PFPN negative artinya
pembayaran factor produksi luar negeri Lebih Besar dari penerimaan balas jasa
factor produksi domestic yang dipakai oleh perekonomian luar negeri. Ini
membuat nilai Impor factor Produksi Lebih Besar dari nilai Ekspornya. Indonesia
(Negara berkembang) merupakan Negara yang punya nilai PFPN negative. Makanya
Negara berkembang PNB nya lebih kecil dari PDB.
b.
Produk Nasional Neto (NNP= Net National Product)
Untuk memproduksi barang dan jasa
dibutuhkan yang namanya barang modal,, karena itu dunia usaha harus dapat
melakukan investasi agar dapat memproduksi, tujuan dari investasi itu sendiri
adalah menggantikan alat-alat modal yang sudah usang. Untuk mendapatkan data
yang baik dalam penghitungan Produk Nasional Neto adalah investasi bruto
dikurangi dengan Depresiasi(penyusutan).
PNN = PNB - Depresiasi
c.
Faktor yang Mempengaruhi pendapatan nasional :
- “Permintaan dan penawaran
agregat” yaitu Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan
permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan
agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh
sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan
hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu. - “Konsumsi dan
tabungan” yaitu Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang
dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu
tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang
tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan
sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang
membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi
jika dihubungkan dengan pendapatan. - “Investasi” yaitu Pengeluaran untuk
investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat. Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga
pendekatan, yaitu:
• Pendekatan pendapatan, dengan
cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang
diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu
sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
• Pendekatan produksi, dengan
cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang
industri, agraris, ekstraktif, jasa dan niaga selama satu periode tertentu.
Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang
jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
• Pendekatan pengeluaran, dengan
cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang
diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan
pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh
empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption),
pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara
nilai ekspor dikurangi impor (X − M).
a. Pendekatan pendapatan : Y = R
+ W + I + P
R = rent = sewa
W = wage = upah/gaji
I = interest = bunga modal
P = profit = laba
b. Pendekatan produksi : Y = Y =
(PXQ)1 + (PXQ)2 +.....(PXQ)n
P = harga
Q = kuantitas
c. Pendekatan Pengeluaran : Y = C
+ I + G + (X-M)
C = konsumsi masyarakat
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor
Sumber :
http://staff.unila.ac.id/sigit/files/2012/08/MAKALAH-PENDAPATAN-NASIONAL.pdf
0 comments:
Post a Comment