Profil Facebook

https://www.facebook.com/adhie.frazzethyaa

Pages

Friday, March 13, 2015

INFLASI DAN DEFLASI


            A.    INFLASI
1.      PENGERTIAN INFLASI
       Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
                      
2.    DEFINISI INFLASI MERAYAP DAN HIPERINFLASI
a.       Inflasi merayap
Inflasi merayap adalah proses kenaikan harga-harga yang lambat jalannya. Yang digolongkan kepada inflasi ini adalah kenaikan harga-harga yang tingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen setahun. Malaysia dan Singapura adalah dua dari negara-negara yang tingkat inflasinya dapat digolongkan sebagai inflasi merayap.

b.      Hiperinflasi
Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga-harga yang sangat cepat, yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam masa yang singkat. Di Indonseia, sebagai contoh, pada tahun 1965 tingkat inflasi adalah 500 % dan pada tahun 1966 ia telah mencapai 650 %. Ini berarti tingkat harga-harga naik 5 kali lipat pada tahun 1965 dan 6,5 kali lipat dalam tahun 1966. Di negara-negara berkembang adakalanya tingkat inflasi tidak mudah dikendalikan.  Negara-negara tersebut tidak menghadapi masalah hiperinflasi, akan tetapi juga tidak mampu menurunkan inflasi pada tingkat yang sangat rendah. Secara rata-rata di sebagian negara tingkat inflasi mencapai di antara 5 hingga 10 persen. Inflasi dengan tingkat yang seperti itu digolongkan sebagai inflasi rendah atau moderate inflation.

3.      FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB INFLASI
a.    Kenaikan permintaan melebihi penawaran atau diatas kemampuan berproduksi   ( demand full inflation)
b.      Kenaikan biaya produksi
c.       Meningkatnya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat
d.      Berkurangnya jumlah barang dipasaran
e.       Inflasi dari luar negeri
f.       Inflasi dari dalam negeri

4.      DAMPAK DARI INFLASI
Dampak Negatif 
a. Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik, sehingga  perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada masyarakat yang berlebihan uang memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang. Akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya.

b. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang, sehingga banyak bank yang akan mengalami kekurangan dana berdampak pada tutup (bangkrut) atau rendahnya dana investasi yang tersedia.

c. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran.

d. Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan yang masyarakatnya memiliki  banyak uang.

e. Bila inflasi berkepanjangan produsen banyak yang bangkrut karena produknya relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.

f. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang mengarah pada  kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada penjarahan atau perampasan

Dampak Positif 
a. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan diusahakan seefisien mungkin  dan konsumtifme akan dapat ditekan.
b. Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh.
c. Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.


 5.      METODE PENGUKURAN INFLASI 
Suatu kenaikan harga dalam inflasi dapat diukur menggunakan indeks harga.  Ada beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk mengukur laju inflasi, antara lain :
a.         Consumer price index (CPI) 
Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau pengeluaran rumah tangga dalam membeli sejumlah barang bagi keperluan kebutuhan hidup.

        CPI = (Cost of market basket ingiven year : Cost of market basket in base year ) x 100%




b.         Produsen Price Index dikenal dengan Who sale price index
Indeks yang lebih menitikberatkan pada perdagangan besar seperti perdagangan bahan mentah (raw material), bahan baku atau barang setengah jadi. Indeks PPI ini sejalan dengan indeks CPI.

c.          GNP Deflator
GNP (Gross National Product)  Deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda dengan indeks CPI dan PPI, dimana indeks ini mencangkup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam perhitungan GNP, sehingga jumlahnya lebih banyak dibanding dengan kedua indeks diatas.
        GNP Deflator= (GNP nominal : GNP riil)x100%

6.      JENIS-JENIS INFLASI
a.Inflasi ringan yaitu inflasi di bawah 10% per tahun  ( belum mengganggu kegiatan ekonomi suatu Negara dan masih dapat dengan mudah untuk dikendalikan)

b.Inflasi sedang yaitu inflasi antara  10%-30% per tahun ( belum membahayakan, tetapi sudah menurunkan  kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan tetap )

c. Inflasi berat yaitu inflasi antara 30%-100% per tahun ( sudah mengacaukan perekonomian, karena orang cenderung enggan menabung  dan lebih senang menyimpan barang )

d. Inflasi sangat berat atau hiperinflasi  yaitu inflasi di atas 100% per tahun ( mengacaukan kegiatan perekonomian suatu Negara dan sulit untuk dikendalikan/diatasi)

7.      TEORI INFLASI
a.          Teori Kuantitas
Teori kuantitas yaitu suatu teori yang mengemukakan bahwa, terjadinya inflasi itu sebenarnya hanya disebabkan oleh satu faktor  , yaitu kenaikan jumlah uang yang beredar 
b.         Teori Keynes
Teori Keynes yaitu teori mengenai inflasi didasarkan pada teori makronya . menurut teori Keynes, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan ekonominya.
c.          Teori Strukturalis
Teori ini memberikan perhatian besar terhadap struktur perekonomian di negara berkembang. Inflasi di negara berkembang terutama disebabkan oleh faktor-faktor struktur ekonominya. Menurut teori ini, kondisi struktur ekonomi negara berkembang yang dapat menimbulkan inflasi adalah:
Ketidak elastisan Penerimaan Ekspor
 - Ketidak elastisan Penawaran atau Produksi Makanan di Dalam Negeri
8.      CARA MENGATASI INFLASI
a.          Kebijakan moneter
Menurut teori moneter klasik, inflasi terjadi karena penambahan jumlah uang beredar. Dengan demikian, secara teoretis relatif mudah untuk mengatasi inflasi, yaitu dengan mengendalikan jumlah uang beredar itu sendiri. Kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mengurangi atau menambah jumlah uang beredar. Ketika jumlah uang beredar terlalu berlebihan sehingga inflasi meningkat tajam, Bank Indonesia akan segera menerapkan berbagai kebijakan moneter untuk mengurangi peredaran uang, seperti dengan menaikkan suku bunga.

b.         Kebijakan fiscal
Kebijakan fiscal  artinya kebijakan mengatur pendapatan dan pengeluaran Negara (APBN). kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi inflasi yaitu :
·         Mengurangi pengeluaran pemerintah
·          Menaikkan tarif pajak dan
· Mengadakan pinjaman pemerintah.                                                                                  
Contoh kebijakan fiscal adalah apabila perekonomian nasional mengalami inflasi, pemerintah dapat mengurangi kelebihan permintaan masyarakat dengan cara memperkecil pembelanjaan dan menaikkan pajak agar tercipta kestabilan lagi. Cara demikian disebut dengan pengelolaan anggaran.


c.          Kebijakan non moneter dan non fiscal
Selain kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, pemerintah melakukan kebijakan nonmoneter/ nonfiskal dengan tiga cara, yaitu.
-  Peningkatan jumlah produksi dan jumlah barang di pasaran
-  Kebijakan upah dengan menaikkan upah riil yang sudah memperhitungkan inflasi
-  Pengendalian dan pengawasan harga, misalnya pemerintah menetapkan kebijakan harga maksimum


B.     DEFLASI
1.      PENGERTIAN DEFLASI
Deflasi adalah suatu periode dimana secara umum tingkat harga-harga cenderung merosot, dan tidak termasuk dalam siklus ekonomi yang normal. Dampaknya terhadap perekonomian tidak sesederhana yang diperkirakan. Pada awalnya ekonom memperkirakan deflasi akan cepat bisa diatasi, tetapi pada kenyataannya belum ada satu negara yang bisa mengatasi kerusakan akibat deflasi hingga ekonomi kembali berjalan normal. Sebagai contoh Hong Kong yang pernah mengalami periode deflasi pada tahun 2002 dan hingga kini belum bisa memperbaiki dampak akibat deflasi tersebut. Jepang yang mengalami masa deflasi panjang sejak awal tahun 1990, hingga kini masih berusaha me-recover dampaknya dengan berbagai eksperimen

2.      PENYEBAB DEFLASI
Penyebab  terjadinya deflasi antara lain adalah karena empat hal.
a.       Pertama, meningkatknya persediaan barang.
b.      Karena naiknya permintaan uang.
c.       Menurunnya permintaan barang barang.
d.      Menurunnya persediaan uang di pasar.

3.      DAMPAK DARI DEFLASI
ü  Dampak Positif Deflasi
a.       Nilai mata uang akan menguat
b.      Kesadaran menabung masyarakat bertambah agar bisa memenuhi kebutuhannya

Dampak Negatif Deflasi
a.       Karena harga terus turun maka produsen cendrung kurang berminat memproduksi barang
b.      Kesempatan kerja berkurang karena banyak pihak
c.       Pajak tidak dapta ditarik oleh pemerintah sehingga pendapatan negara berkurang
d.        Kegiatan perekonomian secara keseluruhan mengalami kemunduran

 - Dampak deflasi terhadap perekonomian
a.       Merosotnya pendapatan sektor bisnis
 Agar bisa tetap kompetitif harga harus diturunkan, dan jika keadaan ini berlangsung terus-menerus maka keuntungan sektor bisnis yang mencakup industri, manufaktur, perdagangan bahkan perumahan dan jasa akan merosot tajam, bahkan mengalami kerugian. Dalam keadaan normal keuntungan sektor bisnis memang bisa turun, tetapi akan mengalami recovery, tetapi dalam perekonomian yang sedang mengalami deflasi hal tersebut tidak terjadi meskipun mereka melakukan efisiensi dalam produksi atau bisa mengurangi biaya belanja material yang harganya terus turun. Mereka akan mengalami kerugian besar bila keadaan deflasi terus berlangsung hingga harus menghentikan aktivitasnya.

b.      Pengurangan gaji dan pemutusan hubungan kerja (PHK)
Sebagai akibat dari point 1, maka banyak perusahaan yang akan mengurangi pengeluaran dengan berbagai cara termasuk menghentikan sebagian usahanya, mengurangi gaji para karyawan, merumahkan sementara karyawan yang dianggap kurang berfungsi bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja. Ini jauh lebih buruk dari dampak yang ditimbulkan oleh inflasi.

c.       Perubahan pola pengeluaran konsumen
Hubungan antara deflasi dan pengeluaran konsumen relatif agak kompleks dan sulit diperkirakan. Namun secara umum dalam keadaan deflasi pada mulanya mereka akan memanfaatkan turunnya harga-harga sehingga pengeluaran konsumen naik tajam. Setelah gaji mereka berkurang atau bahkan tidak bekerja lagi akibat dari point 2, mereka akan mengurangi pengeluarannya dengan tajam pula, sehingga angka pengeluaran konsumen akan berubah turun tajam. Sungguh tidak bisa dibayangkan bagaimana akibat jangka panjangnya bila deflasi tidak cepat ditanggulangi.

d.      Anjloknya investasi dan harga-harga saham
Akibat dari point 1, para investor tentu akan menahan dananya sambil menunggu peluang pasca deflasi. Karena banyak perusahaan merugi tentu saja harga sahamnya merosot, dan efek domino ini akan berlangsung dengan cepat hingga indeks harga saham anjlok. Para investor tentu tidak akan menahan portofolio-nya di saham.

e.       Turunnya iklim kredit
Akibat dari point 1 dan point 2, para kreditur akan membatasi nilai kreditnya atau menghentikan kredit baru. Banyak perusahaan leasing (property, mobil dan lainnya) yang mengalami kesulitan pada saat deflasi akibat banyak peminjam yang default (gagal bayar). Bank telah menurunkan suku bunga pinjaman, tetapi hanya sedikit yang bersedia meminjam.

 - Dampak deflasi terhadap nilai tukar mata uang
Secara umum deflasi adalah suatu keadaan dimana jumlah barang yang beredar melebihi jumlah uang yang beredar sehingga harga barang-barang menjadi turun, dan nilai uang menjadi naik (kebalikan dari inflasi). Sebagai contoh nilai tukar Yen yang cenderung terus menguat terhadap US Dollar selama periode deflasi berat sejak tahun 1990-an hingga awal tahun 2013.

4.      CARA MENGATASI DEFLASI
Deflasi dapat di tanggulangi dengan beberapa cara. Cara pertama adalah dengan memotong suku besar. Namun, memotong suku bunga sebenarnya bukan merupakan langkah final untuk menanggulangi deflasi. Namun, langkah ini diambil sebagai jalan sementara untuk menggairahkan ekonomi sehingga diharapkan harga akan bergerak naik. Selain itu, deflasi juga dapat diatasi dengan menerapkan kebijakan pemerintah melalui tambahan penbelanjaan sejumlah celah deflasi yang terjadi. Kemudian, menambahkan pengekuaran masyarakat untuk konsumsi dan untuk investasi. Sementara itu, langkah yang juga dapat diambil untuk menanggulangi deflasi adalah dengan cara memberikan stimulus ekonomi melalui pemberian bantuan likuiditas ke sektor bisnis. Di samping itu, pemerintah juga dapat melakukan tindakan konkret dengan cara memotong pajak dan meningkatkan belanja untuk menggairahkan perekonomian. Kemudian, Bank Sentral dapat meningkatkan peredaran uang di masayarakat dengan cara membeli surat hutang dan menukarkannya dengan uang tunai. Berkaitan dengan hal tersebut, maka diharapkan pemerintah dapat melakukan tindakan konkret yang dapat mengatasi deflasi agar hal ini tidak memberikan dampak berkepanjangan.

2 comments: