Soal.
1. Pada
sebuah berita, disebutkan bahwa ada 5 mata uang yang termasuk “sampah” karena
nilainya sangat kecil terhadap nilai tukar mata uang negara lain, dan
celakanya Rupiah, mata uang kita
termasuk katigori mata uang
“sampah” tersebut. Ketika mendengar berita tersebut, sebagai
warga Negara Indonesia apa tanggapan saudara dan kira-kira solusi apa yang akan
anda berikan untuk meningkatkan nilai mata ua
ng
tersebut. Jelaskan jawaban tersebut
dengan pendapat anda masing-masing.
2. Beberapa
bulan lalu, pemerintah menaikkan harga BBM jenis Premium dan solar sebesar Rp.
2.000,-. Kenaikan ini justru ini dilakukan pada saat minyak dunia yang merosot.
Logikanya ketika harga minyak dunia turun seharusnya harga minyak dalam negeri
juga turun. Namun alasan pemerintah menaikkan harga minyak salah satunya adalah
memotong subsidi BBM untuk digunakan pengembangan infrastruktur , tapi bagi
masyarakat kenaikan haga BBM ini tentu akan memicu kenaikan barang-barang.
Melihat fenomena tersebut apa yang bisa anda simpulkan tentang situasi kenaikan
harga BBM tersebut. Jelaskan menurut pendapat anda.
3. Sebelum
melepas jabatan sebagai presiden RI, Susilo Bambang Yodhoyono, (SBY) mengatakan
bahwa ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar hampir 7,5% pada tahun
2013. Pencapaian ini menampatkan Indonesia menjadi negara ke-3 yang memiliki
pertumbuhan ekonomi terbesar setelah China dan India. Pencpaian ini juga
mengungguli pertumbuhan ekonomi Negara-negara besar seperti Amerika, Uni Eropa
dan Jepang. Namun disisi lain, pertumbuhan ekonmi ini seakan tidak pernah
dirasakan oleh masyarakat kecil. Masyarakat tetap merasa ada kesenjangan antara
harga barang dan penghasilan mereka.
Pertanyaan
: bagaimana anda memanding situasi tersebut. Jelaskan menurut pendapat anda!
Penyelesaian
1. Menurut
tanggapan saya, mata uang Indonesia yaitu rupiah memang sedang mengalami
penurunan. Pada saat ini saja nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika
Serikat hampir mencapai Rp.13.000. Ini akan berdampak terhadap perekonomian
impor dikarenakan mata uang Indonesia sangat kecil. Ketika nilai tukar sebuah
mata uang melemah, maka yang biasanya mencolok terkena dampaknya adalah harga
komoditi impor, baik yang menjadi obyek konsumsi maupun alat produksi (bahan
baku dan barang modal). Karena harga komoditi impor dipatok dengan mata uang
negara asal, maka jika nilai mata uang negara tujuan jatuh, harga komoditi
impor akan naik. Dengan naiknya komoditi impor maka akan berdampak pada
perekonomian negara Indonesia.
Dampak tersebut akan berpengaruh pada
pelaku-pelaku ekonomi antara lain :
Pertama, konsumen terutama konsumen kelas bawah, sejauh pendapatan
mereka tidak bisa mengimbangi kenaikan harga barang. Kedua, pihak-pihak dalam
rantai distribusi komoditi impor mulai dari importir sampai pengecer, karena
mereka menghadapi pasar dalam negeri yang menyusut. Ketiga, para usahawan yang
berorientasi pasar dalam negeri, namun alat-alat produksinya, terutama bahan
bakunya diimpor seperti pengusaha tekstil, alas kaki, kemasan, dan sebagainya.
Keempat, rakyat pekerja yang sudah terpukul dari sisi konsumsi akibat kenaikan
harga barang juga akan dijepit dari sisi upah oleh pengusaha yang terjepit oleh
kenaikan harga alat-alat produksi impor, kenaikan nilai utang luar negeri, dan
penyusutan pasar dalam negeri. Selain itu, investor akan enggan untuk
menginvestasi modal mereka di Indonesia karena mereka akan berfikir bahwa
peluang untuk invetasi mereka sangatlah kecil.
Solusi saya adalah kebijakan fiskal
pemerintah harus disusun dalam kerangka mendororng ekspor yang dapat
mengimbangi impor. Setelah impor diimbangi maka perekonomian di Indonesia akan
mulai stabil, dengan stabilnya perekonomian otomatis akan berdampak pada
menguatnya nilai tukar rupiah. Selain itu, pemerintah harus memeperhatikan
produksi khas Indonesia dan mengurangi kegiatan impor. Akan lebih bijak apabila
barang-barang khas Indonesia diperkenalkan ke pasar dunia sehingga dapat
membantu perekonomian negara.
2. Menurut
pendapat saya, langkah pemerintah menaikkan BBM disaat harga minyak dunia turun
adalah langkah yang tepat dikarenakan pada saat ini Indonesia memiliki hutang
yang sangat besar kepada negara lain. Dengan pengalihan subsidi tersebut maka
akan digunakan sebagai pembayaran hutang luar negeri oleh negara. Selain itu,
pengalihan juga digunakan untuk pembagunan infrastruktur merupakan hal yang
sangat luar biasa mengingat pembangunan infrastruktur di daerah-daerah
terpencil masih sangat kurang. Dengan pembangunan infrastruktur ini maka akan
berdampak dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Kenaikan harga
barang-barang yang diakibatkan oleh kenaikan BBM merupakan hal yang sudah
pasti. Tidak menutup kemungkinsn inflasi akan lebih besar namun disisi lain
kenaikan harga BBM ada manfaatnya.
Masyarakat hanya belum mengerti dan
merasakan secara langsung dampak dari pengalihan subsidi BBM karena pembangunan
infrastuktur memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Kenaikan harga
barang-barang akibat kenaikan harga BBM adalah bersifat sementara. Karena
apabila rencana bapak Joko Widodo yaitu dengan pengalihan subsidi akan dapat
menjadikan Indonesia suasembada pangan maka harga tersebut akan mulai turun. Kita
ketahui bahwa cadangan minyak di Indonesia sekarang sudah semkin sedikit karena
penggunaan yang konsumtif sehingga
cadangan minyak terus berkurang setiap tahunnya. Dengan kenaikan harga BBM maka
masyarakat akan berfikir untuk menggunakan bahan bakarnya dengan demikian
pemerintah akan lebih mudah dalam mengatur cadangan minyak Indonesia dan dapat menghemat
anggaran APBN terhadap minyak.
3. Kata
dari mantan presiden kita yaitu Susilo Bambang Yodhoyono, (SBY) memang benar
adanya. Pertumuhan ekonomi Indonesia mengalami kenaikan 7,5 %. Ini merupakan kemajuan
indonesia yang cukup membanggakan karena dapat bersaing dengan negara-negara
maju yang ada di dunia internasional. Namun kemajuan tersebut seharusnya dapat
dirasakan oleh masyarakat kalangan bawah. Sekarang ini masih banyak masyarakat
kecil yang masih dalam keadaan ekonominya tergolong sangat miskin. Menurut
saya, perhitungan pada pertumbuhan ekonomi yang dikatakan oleh bapak Susilo
Bambang Yodhoyono (SBY) adalah dengan melihat dari perkembangan ekonomi
masyarakat kalangan atas dan perkembangan pendapatan negara, inilah yang
mengakibatkan masyarakat kalangan bawah atau masyrakat kecil tidak merasakan
dampak dari perkembangan ekonomi tersebut. Seharusnya pertumbuhan perekonomian
dilihat dari pendapatan perkapita suatu negara.
Apabila pendapatan perkapita suatu
negara telah mengalami pertumbuhan maka masyarakat kecil pun akan merasakannya.
Seperti negara adi daya yaitu Amerika Serikat yang pendapatan perkapitanya $
49.601 per tahun atau setara dengan Rp.616.292.425 per tahun. Disana mereka
yang masyarakat kecil di bantu oleh pemerintah untuk membangun usaha sehingga
pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat dapat dirasakan oleh masyarakat kalangan
bawah. Sekarang bandingkan dengan negara Indonesia yang hanya pendapatan
perkapitanya yang rendah per tahunnya. Sehinga pertumbuhan perekonomian negara
tidak dapat berjalan dengan baik dan masyarakat kecil tidak dapat dibantu oleh
pemerintah.
0 comments:
Post a Comment