Profil Facebook

https://www.facebook.com/adhie.frazzethyaa

Pages

Thursday, March 19, 2015

Contoh Soal UTS Pengantar Ekonomi



Soal.
1.      Pada sebuah berita, disebutkan bahwa ada 5 mata uang yang termasuk “sampah” karena nilainya sangat kecil terhadap nilai tukar mata uang negara lain, dan celakanya  Rupiah, mata uang kita termasuk katigori mata uang  “sampah”  tersebut.  Ketika mendengar berita tersebut, sebagai warga Negara Indonesia apa tanggapan saudara dan kira-kira solusi apa yang akan anda berikan untuk meningkatkan nilai mata ua
ng tersebut. Jelaskan jawaban  tersebut dengan pendapat anda masing-masing.

2.      Beberapa bulan lalu, pemerintah menaikkan harga BBM jenis Premium dan solar sebesar Rp. 2.000,-. Kenaikan ini justru ini dilakukan pada saat minyak dunia yang merosot. Logikanya ketika harga minyak dunia turun seharusnya harga minyak dalam negeri juga turun. Namun alasan pemerintah menaikkan harga minyak salah satunya adalah memotong subsidi BBM untuk digunakan pengembangan infrastruktur , tapi bagi masyarakat kenaikan haga BBM ini tentu akan memicu kenaikan barang-barang. Melihat fenomena tersebut apa yang bisa anda simpulkan tentang situasi kenaikan harga BBM tersebut. Jelaskan menurut pendapat anda.

3.      Sebelum melepas jabatan sebagai presiden RI, Susilo Bambang Yodhoyono, (SBY) mengatakan bahwa ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar hampir 7,5% pada tahun 2013. Pencapaian ini menampatkan Indonesia menjadi negara ke-3 yang memiliki pertumbuhan ekonomi terbesar setelah China dan India. Pencpaian ini juga mengungguli pertumbuhan ekonomi Negara-negara besar seperti Amerika, Uni Eropa dan Jepang. Namun disisi lain, pertumbuhan ekonmi ini seakan tidak pernah dirasakan oleh masyarakat kecil. Masyarakat tetap merasa ada kesenjangan antara harga barang dan penghasilan mereka.
Pertanyaan : bagaimana anda memanding situasi tersebut. Jelaskan menurut pendapat anda!
Penyelesaian

1.         Menurut tanggapan saya, mata uang Indonesia yaitu rupiah memang sedang mengalami penurunan. Pada saat ini saja nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat hampir mencapai Rp.13.000. Ini akan berdampak terhadap perekonomian impor dikarenakan mata uang Indonesia sangat kecil. Ketika nilai tukar sebuah mata uang melemah, maka yang biasanya mencolok terkena dampaknya adalah harga komoditi impor, baik yang menjadi obyek konsumsi maupun alat produksi (bahan baku dan barang modal). Karena harga komoditi impor dipatok dengan mata uang negara asal, maka jika nilai mata uang negara tujuan jatuh, harga komoditi impor akan naik. Dengan naiknya komoditi impor maka akan berdampak pada perekonomian negara Indonesia.
Dampak tersebut akan berpengaruh pada pelaku-pelaku ekonomi antara lain :  Pertama, konsumen terutama konsumen kelas bawah, sejauh pendapatan mereka tidak bisa mengimbangi kenaikan harga barang. Kedua, pihak-pihak dalam rantai distribusi komoditi impor mulai dari importir sampai pengecer, karena mereka menghadapi pasar dalam negeri yang menyusut. Ketiga, para usahawan yang berorientasi pasar dalam negeri, namun alat-alat produksinya, terutama bahan bakunya diimpor seperti pengusaha tekstil, alas kaki, kemasan, dan sebagainya. Keempat, rakyat pekerja yang sudah terpukul dari sisi konsumsi akibat kenaikan harga barang juga akan dijepit dari sisi upah oleh pengusaha yang terjepit oleh kenaikan harga alat-alat produksi impor, kenaikan nilai utang luar negeri, dan penyusutan pasar dalam negeri. Selain itu, investor akan enggan untuk menginvestasi modal mereka di Indonesia karena mereka akan berfikir bahwa peluang untuk invetasi mereka sangatlah kecil.
Solusi saya adalah kebijakan fiskal pemerintah harus disusun dalam kerangka mendororng ekspor yang dapat mengimbangi impor. Setelah impor diimbangi maka perekonomian di Indonesia akan mulai stabil, dengan stabilnya perekonomian otomatis akan berdampak pada menguatnya nilai tukar rupiah. Selain itu, pemerintah harus memeperhatikan produksi khas Indonesia dan mengurangi kegiatan impor. Akan lebih bijak apabila barang-barang khas Indonesia diperkenalkan ke pasar dunia sehingga dapat membantu perekonomian negara.

2.         Menurut pendapat saya, langkah pemerintah menaikkan BBM disaat harga minyak dunia turun adalah langkah yang tepat dikarenakan pada saat ini Indonesia memiliki hutang yang sangat besar kepada negara lain. Dengan pengalihan subsidi tersebut maka akan digunakan sebagai pembayaran hutang luar negeri oleh negara. Selain itu, pengalihan juga digunakan untuk pembagunan infrastruktur merupakan hal yang sangat luar biasa mengingat pembangunan infrastruktur di daerah-daerah terpencil masih sangat kurang. Dengan pembangunan infrastruktur ini maka akan berdampak dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Kenaikan harga barang-barang yang diakibatkan oleh kenaikan BBM merupakan hal yang sudah pasti. Tidak menutup kemungkinsn inflasi akan lebih besar namun disisi lain kenaikan harga BBM ada manfaatnya.
Masyarakat hanya belum mengerti dan merasakan secara langsung dampak dari pengalihan subsidi BBM karena pembangunan infrastuktur memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Kenaikan harga barang-barang akibat kenaikan harga BBM adalah bersifat sementara. Karena apabila rencana bapak Joko Widodo yaitu dengan pengalihan subsidi akan dapat menjadikan Indonesia suasembada pangan maka harga tersebut akan mulai turun. Kita ketahui bahwa cadangan minyak di Indonesia sekarang sudah semkin sedikit karena penggunaan yang konsumtif  sehingga cadangan minyak terus berkurang setiap tahunnya. Dengan kenaikan harga BBM maka masyarakat akan berfikir untuk menggunakan bahan bakarnya dengan demikian pemerintah akan lebih mudah dalam mengatur cadangan minyak Indonesia dan dapat menghemat anggaran APBN terhadap minyak.
           
3.         Kata dari mantan presiden kita yaitu Susilo Bambang Yodhoyono, (SBY) memang benar adanya. Pertumuhan ekonomi Indonesia mengalami kenaikan 7,5 %. Ini merupakan kemajuan indonesia yang cukup membanggakan karena dapat bersaing dengan negara-negara maju yang ada di dunia internasional. Namun kemajuan tersebut seharusnya dapat dirasakan oleh masyarakat kalangan bawah. Sekarang ini masih banyak masyarakat kecil yang masih dalam keadaan ekonominya tergolong sangat miskin. Menurut saya, perhitungan pada pertumbuhan ekonomi yang dikatakan oleh bapak Susilo Bambang Yodhoyono (SBY) adalah dengan melihat dari perkembangan ekonomi masyarakat kalangan atas dan perkembangan pendapatan negara, inilah yang mengakibatkan masyarakat kalangan bawah atau masyrakat kecil tidak merasakan dampak dari perkembangan ekonomi tersebut. Seharusnya pertumbuhan perekonomian dilihat dari pendapatan perkapita suatu negara.
Apabila pendapatan perkapita suatu negara telah mengalami pertumbuhan maka masyarakat kecil pun akan merasakannya. Seperti negara adi daya yaitu Amerika Serikat yang pendapatan perkapitanya $ 49.601 per tahun atau setara dengan Rp.616.292.425 per tahun. Disana mereka yang masyarakat kecil di bantu oleh pemerintah untuk membangun usaha sehingga pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat dapat dirasakan oleh masyarakat kalangan bawah. Sekarang bandingkan dengan negara Indonesia yang hanya pendapatan perkapitanya yang rendah per tahunnya. Sehinga pertumbuhan perekonomian negara tidak dapat berjalan dengan baik dan masyarakat kecil tidak dapat dibantu oleh pemerintah.

0 comments:

Post a Comment