BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Ilmu
manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian
karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas
dari prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun tidak langsung. Baik di
sadarai ataupun tidak disadari. Ilmu manajemen ilmiah timbul pada sekitar awal
abad ke 20 di benua Eropa barat dan Amerika. Dimana di negara-negara tersebut
sedang dilanda revolusi yang dikenal dengan nama revolusi industri. Yaitu perubahan-berubahan
dalam pengelolaan produksi yang efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan
masyarakat sudah semakin maju dan kebutuhan manusia sudah semakin banyak dan
beragama sejenisnya.
Sekarang timbul suatu
pertanyaan “siapa sajakah yang sebenarnya memakai manajemen “ apakah hanya
digunakan di perusahaan saja atau apakah di pemerintahan saja. Manajemen
diperlukan dalam segala bidang. Bentuk dan organisasi serta tipe kegiatan.
Dimana orang-orang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Ilmu dan seni manajemen
b. Pentingnya tujuan dalam manajemen
c. Manajemen,
Manajer dan Kepimimpinan
1.3
Manfaat
Agar mahasiswa lebih
mengetahui lagi tentang manajemen dan mengetahui lebih dalam ilmu dan seni
manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ilmu dan Seni Manajemen
Manajemen adalah merupakan ilmu dan seni dalam operasi
fungsi guna mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Manajemen
sebgai suatu ilmu adalah merupakan akumulasi pengetahuan yang telah disestematiskan
, atau kesatuan penegtahuan yang telah diorganisasikan.
Batasan
tersebut sebenarnya terlalu luas dan baru akan menjadi jelas, apabila dapat
ditegaskan lebih lanjut arti yang terinci mengenai pengetahuan, dan arti
tentang sistematik dan organisasi yang digunakan dalam definisi tersebut.
Manajemen sebagai suatu ilmu dapat pula dilihat sebagai suatu ancangan
(approach) atau suatu metode ancangan terhadap totalitas dunia empiris, yaitu
dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya
dapat diamati oleh indera manusia.
Manajemen sebagai suatu ilmu titik
berat diletakkan pada metode keilmuan. Memang yang mengikat semua ilmu adalah
adanya metode ilmu yang digunakan untuk mensistematiskan seluruh pengetahuan
yang sifatnya masih pragmatis itu. Batasan lain tentang ilmu yang dikemukakan Wiliam J.Goode dan paul K. Hatt, adalah bahwa ilmu merupakan suatu cara menganalisis yang mengijinkan kepada
ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proporsi dalam bentuk kausalitas yaitu :
“apabila …., maka….” Dalam hubungan
ini diketengahkan, bahwa bagaimana sekemupulan pengetahuan tersebut harus
disestematiskan, akan tetapi apabila proporsi tersebut dimulai dengan kebenaran
–kebenaran apriopori, maka proporsi tersbut kehilangan sifat ilmiahnya. Berdasarkan
batasan yang telah dikemukakan di atas, apabila kita komparasikan, maka dapat
diperoleh karakteristik pokok yang terdapat pada pengertian ilmu yaitu,:
1. Bersifat rasional
Adalah suatu sifat aktivitas
berpikir yang ditundukkan pada logika formal dalam mengikuti berpikir
selogistik.
2. Bersifat empiris
Oleh karena
konklusi-konklusi yang diambil harus dapat ditundukkan pada pemeriksaan atau
pada verifikasi indera manusia
3. Bersifat umum
Bahwa kebenaran-kebenaran
yang dihsilkan sebagai ilmu tersebut dapat diverifikasikan oleh
peninjau-peninjau ilmiah. Objek maupun metodenya dapat dipelajari dan diikuti
secara umum dan dapat diajarkan secara bersama-sama.
4. Bersifat akumulatif
Bahwa yang dipelajari tersebut merupakan
kelanjutan dari ilmu yang telah dikembangkan sebelumnya. Selain itu juga
merupakan kumpulan pengetahuan, baik ilmu teoritis maupun ilmu praktis yang
teroganisasi dan bertujuan untuk mencari kemaslahatan.
Manajemen merupakan suatu ilmu, oleh
karena mempunyai karakteristik pokok seperti halnya karektiristik pokok ilmu
yang telah dideskripsikan diatas. Demikian juga manajemen merupakan suatu ilmu,
oleh karena dalam manajemen diaplikasikan langkah-langkah metode ilmiah yang
diaplikasikan dalam manajemen dimaksud adalah :
1. Observasi
2. Formulasi problema
3. Akumulasi dan Klasifikasi fakta-fakta tambhan baru
4. Generalisasi
5. Formulasi hipotesis
6. Testing dan verifikasi
Selain itu manajemen sebagai
suatu ilmu, oleh karena itu seorang manajer juga harus mempunyai sikap ilmiah
seperti halnya sikapa ilmiah yang harus dimilki oleh para ilmuan. Sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang
manajer adalah :
1. Objektivitas
Yang dimaksud dengan
objektif adalah bahwa dalam suatu satu peninjauan yang dipentingkan adalah
objeknya. Faktor subjek dalam membuat deskripsi dan analisis seharusnya
dilepaskan jauh-jauh, meskipun tidak mungkin untuk mendapatkan objektivitas
yang absolut , oleh karena ilmu itu sendiri merupakan hasil budidaya manusia
yang sebagai subjek sedikit banyak akan memberikan pengaruhnya.
2. Sikap serta relatif
Bahwa seorang manajer
sebagai ilmuwan harus menerima realitas perubahan-perubahan ynag terjadi dan
memberikan dampak terhadap masa berlakunya teori-teori yang telah mereka milki.
Berlakunya teori mereka miliki tidaklah
mutlak kebenarannya. Namun mungkin saja terjadi bahwa teori mereka digugurkan
oleh teori-teori lain.
3. Sikap skeptif
Yang dimaksud sikap skeptif
adalh sikap untuk selalu ragu-ragu terhadap pertanyaan-pertanyaan yang belum
cukup kuat dasar pembuktiannya. Bahwa manajer sebagai ilmuwan harus selalu
hati-hati, harus teliti dalam memberikan penilaina dan pernyataan ilmiah.
4. Kesabran intelektual
Mampu menahan diri dan kuat
untuk tidak menyerah kepada tekanan dalam meneyatakan suatu pendirian ilmiah,
karena memang belum selesai dan belum
lengkap hasil yang dicapai.
5. Kesederhanaan
Kesederhanaan dalam sikap
ilmiah adalah kesederhanaan dalam cara berpikir, dalam cara menyatakan, dan
dalam cara pembuktian.
6. Sikap tidak memihak kepada etik
Sikap tidak memihak kepda etik adalah bahwa
ilmu tidak mempunyai tujuan dan tugas untuk membuat penilain tentang hal yang
baik dan hal yang buruk, melainkan ilmu mempunyai tugas untuk mengemukakan
hal-hal yang salah dan hal-hal yang benar secara nisbi.
Manajemen
sebagai suatu seni bukan diartikan seni dalam artian formal yang biasa
dihubungkan dengan seni music, sastra, tari, drama, lukis, dan sebagainya.
Sehingga bukan berarti bahwa untuk menjadi manajer yang baik harus seorang
seniman, atau seorang minimum harus mengusai salah satu dari cabang dari
kesenian seperti menari, menyanyi, melukis dan sebaginya.
Yang dimaksud seni disini adalah
seni dalam pengertian yang luas dan umum, yaitu merupakan keahlian, kemampuan,
kemahiran, dan keterampilan dalam aplikasi prinsip, metode, dan teknik dalam
menggunkan sumber daya manusia dan sumber daya alam, terutama sumber daya
manusia secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu.
Dalam bahasa belanda, keahlian,
kemampuan, kemahiran, dan keterampilan
yang bisa diperoleh menurut saluran biasa, yaitu menurut system pelajaran
pelajaran atau sistematik tertentu, disebut kunde atau ilmu, sedangkan jika
keahlian, keahlian, kemampuan, kemahiran, dan keterampilan tersebut tidak dapat
lagi ditelusuri berdasarkan saluran ilmu dan sistematik biasa, maka disebut
kuast atau seni.
Perkembangan teknologi dan abad
komputeriasasi seperti terasa pada masa sekarang ini adalah mudah untuk
menitikberatkan pentingnya ilmu dalam manajemen. Sudah barang tentu pengetahuan
tambahan akan bermamfaat juga dan usaha-usaha sepanjang garis-garis dimaksud
harus dimotivasi. Meskipun demikan seni manajemen harus dikenal sepenuhnya.
Pengembangan dari seni dapat diperoleh melalui studi, observasi, dan praktek
lapangan. Dalam seni manajemen terdapat perbedaan-perbedaan yang penting di
antara para manajer perorangan. Hal ini disebabkan oleh adanya
perubahan-perubahan dalam keputusan, pengertian, motif, dan kemampuan untuk
bekerja dengan orang-orang,
G.R Terry menggariskan bahwa pada
esensinya seorang manajer adalah seorang ilmuwan dan seorang seniman. Ia
memerlukan suatu pengetahuan yang pengetahuan yang disusun menurut system yang memberikan kebenaran-kebenaran yang pokok yang
dapat ia pergunakan dalam mengoperasikan pekerjaanya. Pada waktu yang sama
manajer harus member ilham, membujuk, bermulut
manis, mengajar, dan memikat orang lain berbobot maupun tidak berbobot
untuk member pelayanan yang selaras dan menyumbangkan aktivitas individu dan
aktivitas spesifik mereka kearah tujuan tertentu. Jenis aktivitas tersebut
tidak dapat dibuat formulirnya atau dinyatakan sebagai suatu statistic
dalamsuatu daftar kenyataan-kenyataan. Hal ini didasarkan atas perasaan, naluri
dan dugaan-dugaan mengenai aktivitas yang hendak dilakukan.
2.2
Pentingnya Tujuan Dalam Manajemen.
Menyelesaikan tugas secara efisisen
dan efektif adalah penting, akan tetapi sama halnya dengan itu adalah
mengetahui tentang hal-hal yang harus dilakukan dan memastikan bahwa tugas yang
diselesaikan adalah maju kearah tujuan yang diinginkan. Apa yang diusahakan
oleh seorang manajer untuk dicapainya dan mengapa ia berusaha untuk mencapainya
selalu merupakan pertanyaan yang baik untuk diajukan dalam manajemen.
Tujuan adalah sesuatu yang ingin
direlisasikan oleh seseorang; tujuan merupakan objek dari suatu tindakan.
Misalnya berusaha meningkatkan moral tenaga kerja, mengurangi kemangkiran pada
departemen tertentu, menghasilkan 10.000.000 unit produk, memperoleh keuntungan
25% dari produk yang dipasarkan; semuanya adalh merupakan tujuan.
Tujuan manajemen adalah sesuatu yang ingin
direalisasikan, yang menggambrakan ruang lingkup tertentu dan menyarankan
pengarahan kepada usaha-usaha seorang manajer . berdasarkan pengertian di atas
minimum dapat diambil empat elemen pokok, yakni :
1. Sesuatu yang ingin direalisasikan (goal)
2. Ruang lingkup (scope)
3. Ketepatan (definiteness)
4. Pengarahan (direction)
Secara
praktis luanya
sesuatu yang ingin direalisasikan termasuk dalam pengertian tujuan
manajemen.
Batas yang diilustrasikan untuk suatu organisasi tertentu dapat
mengandung lebih
dari satu pernyataan seperti sesuatu yang ingin direalisasikan. Tujuan
manajemen juga mengandung arti ketetapan(defitness). Gagasan yang
dinyatakan
dengan istilah yang samar-samar dan mempunyai arti kembar mempunyai
nilai
manajemen yang mininmun. Untuk mengilustrasikan hal yang demikian,
sesuatu yang
ingin direalisasikan, seperti “hasilkan
sebanyak-banyaknya”, “menangkan sebanyak-banyaknya”, “selesaikan dengan
secepat mungkin”, merupakan pokok pada interpretasi yang heterogen
dan sering memberikan dampak
adanya kekacauan dan kesemrawutan. Akhirnya pengarahan (direction)
ditunjukkan
oleh tujuan, karena tujuan pada umumnya menunjukkan hasil yang harus
direalisasikan dan memisahkan hasil-hasil yang diusahakan untuk
direalisasikan
ini dari berbagai hal yang ingin direalisasikan yang mungkin ada.
Pada umumnya tujuan dapat
digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Tujuan organisasi secara makro
2. Tujuan manajer pada seluruh hirarki organisasi
3. Tujuan Individu
Tujuan organisasi secara makro amat berhubungan dengan
nilai-nilai (values) yang dibentuk dari aktivitas yang dilakukan oleh
organisasi untuk kepentingan pihak intern dan pihak ekstern (sosial) tujuan yang berhubungan dengan manajer pada
seluruh hirarki organisasi barangkali merupakan pengertian yang lazim di antara
berbegai jenis tujuan. Tujuan ini lebih banyak berhubungan dengan hirarki
kuantitas dan kualitas yang harus direalisasikan. Tujuan individu lebih banyak
berhubungan dengan kepuasan ekonomis, psikologis, dan sosial.
Realisasi masing-masing tujuan tambahan harus membantu
pencapaian tujuan yang secara hirarki langsung lebih tinggi, sehingga
memberikan pola tujuan yang benar-benar disatukan dan selaras bagi semua
individu yang terikat dalam organisasi yang bersangkutan. Untuk mencapai
tingkat efektivitas yang maksimun, tujuan harus mempunyai arti dan tepat pada waktunya bagi individu. Pada
umumnya tujuan-tujuan untuk penyelesaian pekerjaan pada hirarki bawah harus
dinyatakan dalam kesatuan-kesatuan yang dapat diukur.
2.3.
Manajemen, Manajer dan Kepimimpinan
Batasan
manajemen yang telah yang telah dideskripsikan di muka dan akan dijadikan
pegangan dalam studi selanjutnya seni dan ilmu dalam perencanaan,
pengorganisasian , pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap
orang-orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasrkan definisi tersebut berarti manajer adalah seorang yang bertindak
sebagai perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, dan pengendali orang-orang
dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan
kepemimpinan adalah sikap dan perilaku untuk mempengaruhi para bawahan agar
mereka mampu bekerja sama sehingga dapat bekerja secara lebih efisien dan
efektif untuk mencapai angka produktivitas kerja sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah sifat yang
harus dimiliki oleh perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, dan
pengendali untuk memengaruhi orang-orang dan mekanisme kerja guan mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
James
A.F Stoner/Charles Wankel menspesifikasikan secara lebih lengkap tentang
manajer sebagai berikut:
1. Manajer
bekerja dengan dan melalui orang lain (manager work with and through other
people)
Yang
dimaksud orang disini adalah para bawahan, para penyelia dan manajer dalam
hirarki yang sama maupun hirarki lain dalam organisasi yang bersangkutan. Orang
juga menyangkut pihak ekstern, orang yang berhubungan langsung dengan
organisasi pembeli, pelanggan, kreditur, bank, pemasok (suppliers), dan
sejenisnya.
2. Manajer
bertanggung jawab dan bertanggung gugat (managers are responsible and
accountable)
Manajer
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan pekerjaan tertentu dengan
berhasil. Selain itu manajer biasanya dinilai atas dasar sejauh mana ia
mengatur tugas dan pekerjaan tersebut untuk dilaksanakan. Manajer juga
bertanggung jawab atas aktivitas dan tindakan para bawahan. Berhasil atau
gagalnya para bawahan dalam melakasanakan tugas dan pekerjaan secara langsung
mencerminkan keberhasilan atau kegagalan manajer yang bersangkutan.
3. Manajer
mengembangkan persaingan tujuan dan menetapkan prioritas (managers balance
competing goals and ser priorities)
Setiap
waktu manajer dihadapkan pada sejumlah tujuan, problema, dan kebutuhan
organisasi yang seluruhnya berkompetisi untuk mendapatkan sumber daya dan waktu
manajer. Mengingat sumber daya selalu terbatas, setiap manajer harus mencari
keseimbangan diantara berbagai macam tujuan dan kebutuhan.
4. Manajer
harus berpikir secara analitik dan konseptual (Managers must think analitycally
and conceptually)
Agar
menjadi seoarng pemikir analitik, manajer harus mampu memisah-misahkan suatu
problema menjadi komponen-komponen, menganalisis komponen-komponene tersebut
kemudian muncul suatu penyelasaian yang mungkin.
5. Manajer
adalah penengah (Managers are mediators)
Organisasi
terdiri atas kelompok orang, dan sekelompok orang mungkin saja tidak akur, atau
mereka bertengkar. Perselisihan yang terjadi di dalam suatu organisasi dapat
melemahkan moral dan produktivitas, dan mereka bisa menjadi tidak senang atau
mengacau, sehingga tenaga kerja yang benar-benar mampu, mengambil keputusan
untuk meninggalkan organisasi yang bersangkutan.
6. Manajer
adalah politikus (Manager are politiciaus)
Dalam
hal ini manejer harus membangun hubungan dan menggunakan bujuk rayu serta
kompromi dalam mencapai tujuan organisasi, sebagaimana yang dilakukan oleh
politikus untuk menjalankan program-programnya.
7. Manajer
adalah diplomat (Managers are diplomats)
Manajer
dapat bertindak sebagai wakil resmi dari unit kerja atau rapat-rapat
organisasi. Manajer dapat mewakili organisasi sebagai totalitas, juga mewakili
suatu unit tertentu dalam berurusan dengan kreditur, pelanggan, pemasok,
kontraktor, pejabat pemerintah, dan individu dari organisasi lain.
8. Manajer
adalah lambang (Mangers are symbols)
Manajer
menjelmakan atau melambangkan kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi, baik
dihadapan para anggota organisasi sendiri maupun dihadapan para pengamat luar.
9. Manajer
mengambil keputusan yang sulit (Managers make dificull decisions)
Hampir
setiap organisasi tak bisa terlepas dari problema atas kehidupannya, miaslnya:
problemaketanagkerjaan, financial, produksi, pemasaran, dan sebagainya. Manajer
adalah oaring yang diharapkan akan hadir dengan penyelesaian atas problema yang
sulit dan pantang menyerah dalam mengoperasikan keputusan-keputusannya walaupun
dengan berbuat demikian ia menjadi kurang disukai.
Klasifikasi manajer
menurut rentang aktivitas organisasi yang ada dibawah tanggung jawabnya yaitu
1. Manajer
umum
Memanajemi
suatu unit yang kompleks, seperti suatu perusahaan, cabang perusahaan, atau
suatu divisi yang beroperasi mandiri. Manjer umum bertanggung jawab atas
seluruh aktivitas unit yang bersangkutan, misalnya: ketangakerjaan, produksi,
financial, pemasaran dan sebagainya.
2. Manajer
fungsional
Manajer
fungsional hanya bertanggung jawab atas suatu aktivitas, misalnya:
ketanagakerjaan, produksi, financial, pemasok dan sebagainya. Para bawahan dan
aktivitas-aktivitas yang dipimpin oleh seorang manajer fungsional dipersatukan
oleh seperangkat aktivitas yang sama.
Klasifikasi manajer menurut hirarkinya dalam organisasi,
yaitu: manajer puncak. Manjaer menengah, manajer hirarki pertama. Deskripsi
hirarki manajer yang tampak dalam ilustrasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Top
manager (manajer puncak).
Yang
termasuk pada hirarki manajer ini adalah anggota anggota board of director
(dewan direksi) dan presiden organisasi.
2. Middle
manager (Manajer menengah). Yang termasuk pada hirarki manajer ini adalah :
para kepala bagian, kepala divisi, kepala sekasi, dan kepala carding.
3. First
line manager atau supervisory manager (manajer hirarki pertama).
Yang
termasuk pada hirarki manajer ini adalah: para kepala mandor, kepala Chief, dan
mandor.
Menurut lingkup aktivitasnya manajer
dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1. Dewan
direksi
Lingkup
aktivitasnya dalam usaha memajemeni organisasi secara totalitas.
2. Presiden
organisasi
lingkup
aktivitasnya dalam usaha memajemeni para manajer agar terdapat kesatuan gerak
dan tindakan dalam rangka merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan.
3. Departemen
atau kepala divisi
lingkup
aktivitasnya dalam usaha memajemeni tenaga kerja yang meliputi spesialisasi
kerjanya masing-masing.
4. Manajer
hirarki pertama
Lingkup
aktivitasnya dalam usaha memajemeni para tenga kerja, agar mereka melaksanakan
pekerjaannya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai organisanya.
Terry
mendiskripsikan pekerja manajer berdsarkan fungsi-fungsinya sebagai berikut:
1. Perencanaan
(planning)
Dalam
fungsi perencanaan, manajer mempunyai deskripsi pekerjaan sebagai berikut:
a.
Menetapkan, mendeskripsikan, dan menjelaskan
tujuan.
b.
Memprakirakan
c.
Menetapkan syarat-syarat dan dugaan tentang performance
pekerjaan
d.
Menetapkan dan menjelaskan tugas-tugas
mencapai tujuan
e.
Menetapkan rencana penyelasaian
f.
Menetapkan kebijakan-kebijakan
g.
Merencankan standar-standar dan metode-metode
penyelesaian
h.
Mengetahui lebih dahulu problema yang akan
dating dan mungkin terjadi.
2. Pengorganisasian
(Organizing)
a.
Mendiskripsikan pekerjaan dalam tugas-tugas
pelaksanaan
b.
Mengklasifikasikan tugas-tugas pelakasanaan
dalam pekerjaan-pekerjaan operasional.
c.
Mengumpulkan pekerjaan-pekerjaan operasional
dalam kesatuan-kesatuan yang berhubungan dan dapat dimajemeni.
d.
Menetapkan syarat-syarat pekerjaan.
e.
Menyelidiki dan menempatkan orang perorangan
pada pekerjaan yang tepat.
f.
Mendelegasikan otoritas yang tepat kepada
masing-masing manajemen.
g.
Memberikan fasilitas ketanagakerjaan dan
sumber daya lainya.
h.
Menyesuaikan organisasi ditinjau dari sudut
hasil-hasil pengendalian.
3. Penggerakan
(actuating)
Dalam
fungsi penggerakan, manajer mempunyai deskripsi pekerjaan sebagai berikut :
a.
Memberi tahu dan menjelaskan tujuan-tujuan
kepada para bawahan
b.
Memanajemenidan mengajak para bawahan untuk
bekerja dengan semaksimun mungkin.
c.
Membimbing tenaga kerja bawahan untuk
mencapai stnadar opersaional (pelaksanaan)
d.
Mengembangkan tenaga kerja bawahan guna
merealisasikan kemungkinan-kemungkinan sepenuhnya.
e.
Memberikan orang-orang ja untuk mendengarkan
f.
Memuji dan memberikan sanksi secara adil
g.
Member hadiah melalui penghargaan dan
pembayaran untuk pekerjaan yang diselesaikan dengan baik.
h.
Memperbaiki usaha-usaha penggerakan dipandang
dari sudut hasil-hasil pengendalian.
4. Pengendalian
(controlling)
Dalam
fungsi pengendalian,manajer mempunyai deskripsi pekerjaan sebagai berikut :
a.
Membandingkan hasil dengan rencan pada umumnya
b.
Menilai hasil dengan standar pelaksanaan
c.
Menciptkan alat-alat yang efektif untuk
mengukur pelaksanaan
d.
Memberitahukan alat pengukur
e.
Memudahkan data yang rinci dalam bentuk yang
menunjukkan komporasi dan pertentang
f.
Menganjurkan tindakan perbaikan, apabila
diperlukan.
g.
Memberitahukan anggota interpretasi yang
bertanggung jawab.
h.
Menyesuaikan pengendalian dengan hasil
pengendalian.
BAB
III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Manajemen adalah merupakan ilmu dan seni dalam operasi
fungsi guna mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Manajemen
sebgai suatu ilmu adalah merupakan akumulasi pengetahuan yang telah
disestematiskan , atau kesatuan penegtahuan yang telah diorganisasikan.
Batasan
tersebut sebenarnya terlalu luas dan baru akan menjadi jelas, apabila dapat
ditegaskan lebih lanjut arti yang terinci mengenai pengetahuan, dan arti
tentang sistematik dan organisasi yang digunakan dalam definisi tersebut.
Manajemen sebagai suatu ilmu dapat pula dilihat sebagai suatu ancangan
(approach) atau suatu metode ancangan terhadap totalitas dunia empiris, yaitu
dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya
dapat diamati oleh indera manusia.
Tujuan manajemen adalah sesuatu yang ingin
direalisasikan, yang menggambrakan ruang lingkup tertentu dan menyarankan
pengarahan kepada usaha-usaha seorang manajer . berdasarkan pengertian di atas
minimum dapat diambil empat elemen pokok, yakni :
1. Sesuatu yang ingin direalisasikan (goal)
2. Ruang lingkup (scope)
3. Ketepatan (definiteness)
4. Pengarahan (direction)
3.2
Saran
Semoga mahasiswa lebih mengetahui lebih banyak tentang manajemen
sebagai seni dan tujuan manajemen.
0 comments:
Post a Comment